Cara Membudidayakan Teripang
sumber : www pustakadunia com
Teripang (ketimun laut) merukan salah satu anggota Echinodermata. Tubuh teripang bertekstur lunak, berdaging, berbentuk silindris memanjang seperti ketimun. Ukuran tubuh teripang berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Sebagai hewan dioecious (individu berkelamin jantan terpisah dengan individu berkelamin betina), teripang jantan dan betina sulit dibedakan secara morfologis. Perbedaan akan tampak jelas bila dilihat di bawah mikroskop dengan menyayat bagian organ kelamin jantan dan betina. Organ kelamin betina berwarna kekuningan dan berubah menjadi kecoklatan bila sudah matang. Sementara organ kelamin jantan berwarna bening keputihan. Di alam, biasanya teripang jantan dan betina hidup bergerombol. Dengan demikian keadaan ini memudahkan pengmabilan teripang untuk kemudian dipijahkan di hatchery. Fertilisasi teripang berlangsung secara eksternal. Telur yang sudah dibuahi akan berubah menjadi larva. Setelah itu, larva hidup di dasar perairan sampai memasuki tahap juvenil.
Jenis teripang yang sudah dibudidaya : Budidaya teripang dilakukan karena teripang memiliki nilai ekonomis. Namun tidak semua teripang memiliki nilai ekonomis (dapat dimakan). Jenis teripang yang dapat dimakan dan memiliki nilai ekonomis hanya terbatas pada famili Holothuriidae genus Holothuria, Mulleria, dan Stichopus. Ketiga genus ini dapat ditemukan di Indonesia, dimana terdapat 23 spesies dan baru lima spesies (dari genus Holothuria) yang sudah dieksploitasi dan dimanfaatkan. Lima spesies yang dimaksud adalah Holothuria scabra (teripang putih atau teripang pasir), Holothuria edulis (teripang hitam), Holothuria vacabunda (teripang getah atau keling), Holothuria vantiensis (teripang merah), dan Holothuria marmorata (teripang cokelat).
Kandungan Gizi dan Manfaat Teripang : Dalam kehidupan sehari-hari teripang dimanfaatkan sebagai obat untuk beberapa penyakit, dan bahan pangan. Sebagai contoh, di Cina dilaporkan bahwa tubuh dan kulit teripang jenis Stichopus japonicus berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit ginjal, paru-paru basah, anemia, anti-inflamasi, dan mencegah arteriosklerosis serta penuaan jaringan tubuh. Selain itu, ekstrak murni teripang mempunyai kecenderungan menghasilkan holotoksin yang efeknya sama dengan antimycin berkadar 6,25- 25mikrogram/mililiter.
Sementara di Indonesia, teripang dimanfaatkan terutama sebagai bahan makanan. Sebagai bahan pangan, teripang mempunyai kadar protein tinggi yaitu 82%. Di samping itu, teripang mengandung asam lemak tidak jenuh jenis W-3 yang penting bagi kesehatan jantung.
Habitat dan Penyebaran : Teripang dapat ditemukan hampir di seluruh perairan pantai. Teripang lebih menyukai perairan jernih dan air yang relatif tenang. Namun, setiap jenis teripang memiliki habitat yang spesifik. Sumber makanan utama teripang di alam adalah kandungan organik dalam lumpur, detritus (sisa pembusukan bahan organik), dan plankton. Sumber makanan lainnya diantaranya adalah organisme-organisme kecil, protozoa, nematoda, algafilamen, rumput laut, partikel-partikel pasir.
Teknik Budi Daya Teripang
Pada umumnya budi daya teripang dilakukan di laut atau di kolam atau tambak air laut. Dalam melakukan budi daya teripang, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Faktor tersebut meliputi pemilihan lokasi, pembuatan sarana budi daya, pengadaan benih, pengangkutan benih, hingga pembesaran teripang.
Pemilihan Lokasi :Pada umumnya, budi daya teripang dilakukan di perairan pantai pada kawasan pasang-surut. Selain itu, teripang juga dapat dibudidayakan di kolam air laut (tambak) dengan syarat tertentu. Perimbangan yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi antara lain:
Lokasi budidaya, harus terlindung dari pengaruh arus, gelombang, dan angin besar.
Lokasi seperti ini biasanya ditemukan di perairan teluk, laguna, perairan terbuka yang terlindung oleh gugusan pulau dan karang penghalang.
Kedalaman air, sebaiknya antara 0,5-1 m dihitung pada waktu surut terendah. Sementara pada saat pasang kedalaman air sebaiknya tidak lebih dari 2 m. Teripang muda tersebar di daerah pasang surut, setelah tambah besar pindah ke perairan yang dalam.
Dasar perairan, sebaiknya landai, terdiri atas pasir da pecahan karang, berlumpur, dan banyak ditumbuhi rumput laut. Kondisi ini berfungsi sebagai pelindung dan perangkap makanan bagi teripang.
Kondisi perairan, harus jenis dan bebas pencemar dengan nilai kecerahan air 50- 150 cm.
Kualitas air, sebaiknya air mempunyai kisaran suhu air antara 24-30o C, kadar garam 28-32 ppt, pH air 6,5-8,5, oksigen terlarut 4-8 ppm, kecepatan arus 0,3-0,5 m/detik, dan kecerahan air laut 50 cm. Disamping itu, lokasi harus bebas dari pencemaran seperti bahan organik, logam, minyak dan bahan-bahan beracun lainnya
Salinitas, yang cocok adalah antara 30 – 33 ppt. Dengan kemampuan yang terbatas dalam pengaturan esmatik, teripang tidak dapat bertahan terhadap perubahah drastis atas salinitas (kadar garam).
Ketersediaan benih, lokasi budidaya sebaiknya tidak jauh dari tempat hidup benih secara alamiah. Terdapatnya benih alamiah adalah indikator yang baik bagi lokasi budidaya teripang
Kemudahan jangkauan, maksudnya lokasi budi daya harus mudah dijangkau. Sebaiknya lokasi budi daya bukan merupakan pusat kegiatan nelayan, bukan daerah penagkapan ikan, bukan daearah pariwisata.
Desain dan Konstruksi Sarana Budi Daya : Terdapat dua desain dan konstruksi pada budi daya ikan, yaitu:
Kurungan pagar bambu, umumnya berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar. Luas kurungan berkisar antara 400 m2 (20m x 20m) sampai 800 m2 (40m x 20m). Sementara tinggi perairan antara 75-100 cm.
Kurungan pagar jaring, umumnya berbentuk empat persegi atau bujur sangkar dengan ukuran 400m2 sampai 800m2.
Pengadaan Benih : Penyediaan benih teripang dapat diperoleh melalui dua sumber yaitu benih alami yang dikumpulkan dari alam dan pemebenihan buatan di hatchery. Benih alami diperoleh secara langsung pada saat air laur surut. Hal ini berbeda dengan benih hasil pembenihan buatan. Benih buatan diperoleh dengan melakukan kultur benih terlebih dulu. Terdapat 4 tahapan yang hars dilalui yaitu peneyediaan sarana budi daya, pengadaan induk, pemijahan, dan perawatan benih.
Pemijahan teripang dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
Pemijahan alami : Pada pemijahan tipe ini, teripang akan memijah secara alami tanpa adanya rangsang buatan. Teripang jantan biasanya akan mengelurakan sperma terlebih dulu lalu merangsang betina untuk memijah dengan selang waktu sekitar 30 menit.
Induk teripang biasanya dipelihara di bak pemijahan. Faktor yang menyebabkan teripang memijah antara lain perubahan suhu yang mencolok akibat pengangkutan dari alam ke tempat pemijahan, perbedaan tekanan air dan oksigen saat transportasi dari alam ke tempat pemijahan, atau memamg sudah waktunya memijah.
Pemijahan dengan pembedahan : Metode ini dilakukan dengan cara membelah teripang pada bagian bawah tubuhnya, dari anus menuju ke atas. Setelah dibelah, gonad dikeluarkan dan diletakkan pada wadah kering. Pada teripang betina, akan ditemukan kantung telur yang kemudian ditoreh dan telur dimasukkan ke tempat pemijahan yang berisi air laut bersih. Sementara pada teripang jantan, akan ditemukan testis yang kemudian dipotong menjadi beberapa bagian. Dengan demikian sperma dapat keluar dan ditampung di wadah lain yang berisi air laut. Setelah itu, sperma dan telur dicamput menjadi satu kemudian diaduk lalu didiamkan. Telur yang diabuahi dipanen dan dipindahkan ke tempat pemeliharaan larva.
Metode ini jarang digunakan (hanya terbatas pada penelitian), karena memiliki beberapa kelemahan. Beberapa diantaranya adalah angka fertilitasnya rendah yaitu di bawah 20%, dan membutuhkan banyak induk.
Pemijahan dengan perangsang kejut suhu : Prinsip yang digunakan pada metode ini adalah dengan cara meningkatkan suhu air. Peningkatan suhu air dapat dilakukan dengan cara menjemur bak pemijahan di bawah terik matahari, merebus air, atau pemanasan dengan menggunakan pemanas elektrik sehingga suhu air menjadi 5-7o lebih tinggi dari suhu sebelumnya.
Setelah teripang memijah, teripang tersebut dipindahkan ke wadah lain yang berisi air laut bersih untuk melanjutkan pemijahan. Pemijahan ini akan berlangsung sekitar 15-20 menit. Adanaya sperma akan merangsang teripang betina untuk mengelurkan sel telurnya.
Desikasi dan penyemprotan : Pada metode ini, induk teripang yang akan dipijahkan dikeluarkan dari dalam bak dan kemudian ditempatkan pada tempat kering selama 1/2 sampai dengan 1 jam. Setelah itu, induk teripang tersebut disemprot air laut bertekanan tinggi selama 5-10 menit. Pada tahapan berikutnya, induk dimasukkan kembali ke dalam bak pemijahan. Setelah 1,5-2 jam kemudian induk teripang akan mulai bergerak aktif, induk jantan mulai memijah dan kemudian diikuti dengan induk betina.
Tahapan penting setelah pemijahan adalah perawatan benih. Telur teripang yang telah dibuahi akan mengendap di dasr bak pemijahan atau perairan yang menjadi habitatnya. Sebaliknya, telur yang tidak dibuahi akan melayang di daerah permukaan air.
Setelah lebih dari 32 jam, telur akan berubah menjadi larva dan membentuk stadium auricularia (yang terdiri atas stadium awal, tengah, dan akhir) dengan ukuran 812,50-987,10 mikron. Pada stadium ini larva diberi pakan berupa plankton jenis Dunaliella sp., Phaeodactylum sp., Isochrysis galbana, Nannochlorosis sp., Skeletonema spp., dan Chaetoceros spp.
Sepuluh hari kemudian, larva berkembang memasuki stadium doliolaria berukuran 614,78-645,70 mikron. Sama seperti larva stadium auricularia, larva stadium doliolaria hidup melayang di air seperti plankton.
Selang tiga belas hari kemudian, ddoliodaria memasuki stadium pentactula. Pada stadium ini larva berwarna cokelat kekuningan dengan panjangb ukuran antara 1.000- 1.200 mikron. Larva pada stadium ini biasanya hidup di pinggiran bak bagian bawah. Selanjutnya proses pemijahan memasuki tahap pemeliharaan juvenil.
Pengangkutan Benih : Dalam tahapan ini, hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas air selama pengangkutan, salah satunya dengan cara menjaga suhu air agar tidak mengalami kenaikan karena suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan teripang stres. Selain itu, kandungan oksigen terlarut dalam wadah pengangkutan pun harus terjaga. Penurunan kadar oksigen terlarut dapat menyebabkan gangguan water vascular yang kemudian dapat menyebabkan kematian pada teripang.
Pembesaran Benih : Setelah siap di lahan permbesaran, teripang siap ditebarkan di lahan pembesaran. Dalam tahap ini, terdapat beberapa faktor yang perlu dipperhatikan untuk meningkatkan produktivitas teripang, yaitu padat penebaran benih, pemberian pakan, dan pengendalian hama penyakit. Setelah melaluit tahapan di atas, teripang siap untuk dipanen. Panen sebaiknya dilakukan pada saat air surut sebelum teripang membenamkan diri ke dalam pasir. Hasil panen harus segera di bawa ke tempat pengolahan karena teripang merupakan produk laut yang cepat membusuk.
Obat Fistula Ani